Hindari Perilaku Ini Agar Anak Selalu Dekat Di Hati

Jumat, 8 September 2017 16:41 WIB | dibaca : 387 | dibagikan :

Kedekatan anak dan orang tua adalah hal yang penting. Semakin baik hubungan anak dan orang tua, maka orang tua pun akan semakin mudah di dalam menanamkan nilai-nilai positif dan hal-hal baik lainnya. Namun terkadang secara sadar maupun tidak sadar, orang tua melakukan hal-hal yang bisa membuat kedekatan orang tua dan anak menjadi renggang. Agar hal ini tidak berlangsung terlalu lama, orang tua perlu menghindari hal-hal di bawah ini:

1.    Tidak bisa memposisikan diri sebagai “sahabat anak”
Apakah arti seorang sahabat? Tentu Anda pernah dan masih memiliki seorang sahabat. Sahabat adalah sosok yang setia mau menemani setiap saat, mau mendengarkan segala cerita, dan siap menolong saat dibutuhkan. Hal yang terpenting untuk bisa menjadi sosok seorang sahabat adalah rasa nyaman. Kadang orang tua kurang mampu menciptakan rasa nyaman saat berada di dekat anak oleh karena tuntutan-tuntutan yang terlalu tinggi atau karena kurangnya waktu kebersamaan bersama anak. Orang tua harus bisa menjadi sosok sahabat bagi anak-anaknya. Siap sedia mendengarkan segala keluhan anak, terutama saat anak sedang ada di dalam pergumulan.

2.    Melarang anak dengan kata “Jangan” tanpa memberi alasan.
Kata “jangan” atau “tidak boleh” sebisa mungkin perlu dihindari. Kata-kata yang baik dan sangat disarankan untuk diucapkan orang tua saat anak melakukan kesalahan adalah kata-kata positif. Kata-kata negatif, bila dilakukan berulang-ulang bisa membawa efek trauma bagi anak, dan bisa menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dalam melakukan sesuatu atau kurang berinisiatif, karena ia menjadi merasa apa yang dia lakukan selalu salah. Perasaan bersalah ini bisa membawa efek traumatis bagi anak hingga anak bertumbuh dewasa. Dan sangat disarankan, di saat Anda melarang anak melakukan sesuatu, Anda memberikan alasan yang logis, sehingga anak tidak bertanya-tanya, “Mengapa aku dilarang melakukan hal ini?” Pastikan Anda memberikan jawaban dari pertanyaan anak itu, di saat Anda melarang anak melakukan sesuatu.

3.    Kurang mampu menunjukkan sikap empati kepada sesama
Empati adalah kemampuan merasakan apa yang orang lain rasakan. Orang tua perlu memiliki sikap ini, sehingga bisa menjadi teladan yang baik bagi orang tua. Kadang orang tua kurang mampu bersikap menghargai orang lain. Kadang ia masih sering memandang rendah orang lain, terutama orang-orang yang  memiliki status sosial lebih rendah. Sebagai contohnya adalah pembantu rumah tangga. Kadang orang tua terlalu menunjukkan sikap otoriter kepada pembantu rumah tangga. Meskipun mereka dibayar, namun bukan berarti orang tua bisa memperlakukan pembantu seenaknya. Tunjukkanlah sikap empati dengan tetap menghormati pembantu rumah tangga dengan menghindari perilaku kasar baik dalam perkataan maupun perbuatan.  Anak-anak juga perlu belajar bersikap empati kepada sesama. Hal ini bisa diajarkan dengan mengikuti tips ini.

4.    Tidak menjaga gaya bicara
Kata-kata adalah ceminan hati. Sebagai orang tua, Anda perlu cerdas dalam memilih kata-kata. Apa yang anak lihat dan dengar, itulah yang akan membentuk pribadinya, termasuk dalam hal gaya  berbicara. Bila orang tua terbiasa menggunakan nada tinggi anak saat berbicara dan menasihati anak, maka ia juga akan terbentuk menjadi pribadi yang suka berkata-kata dengan nada tinggi terutama saat “menasihati” temannya. Tenangkan hati Anda saat menasihati anak, dan biasakanlah menggunakan kata-kata yang baik saat berbicara dengan anak.

Baca Juga:   Rekomendasi Platform Belajar Online Untuk Anak

5.    Terlalu “gengsi” untuk meminta maaf
Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia punya kelemahan. Sebagai orang tua Anda tentu memahami hal ini. Akan lebih baik lagi bila Anda menanamkan hal ini kepada anak. Sifat kadang orang tua tidak mau meminta maaf saat ia melakukan kesalahan kepada anak. Hal ini tentu saja akan sangat mengecewakan anak. Ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang angkuh dan tidak mau rendah hati meminta maaf saat berbuat kesalahan. Anak yang terlalu “gengsi” untuk meminta maaf saat berbuat salah tentu akan menjadi suatu masalah di dalam pergaulannya.

6.    Sering melakukan ancaman
Kebiasaan orangtua mengancam anaknya biasanya terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua efek negatif bila melakukan hal itu. Beberapa orang tua memiliki kebiasaan mengancam kepada anak, meskipun dengan kata-kata halus. Misalnya dengan mengatakan, “Ayo kerjakan PR, nanti dimarahi ibu guru lho.” Secara tidak sadar orang tua telah mengajarkan kepada anaknya bahwa tujuan mengerjakan PR hanyalah sebatas karena supaya tidak dimarahi ibu guru. Akan lebih baik, bila orang tua mengatakan, “Ayo kerjakan PR, karena dengan mengerjakan PR kamu akan semakin memahami materi pelajaran yang diberikan oleh ibu guru.” Buatlah alasan menarik supaya anak mau mengerjakan PR dengan semangat tanpa ada embel-embel ancaman, misalnya menjelaskan manfaat PR yang diberikan ibu guru, menjelaskan betapa menariknya PR yang diberikan oleh ibu guru, dan alasan lainnya.

Ada banyak cara mendidik anak. Mendidik anak bisa dilakukan dengan media yang menyenangkan. Misalnya dengan media dongeng atau lagu anak. Anda bisa men-download secara GRATIS kumpulan dongeng anak “RIRI – KUMPULAN CERITA ANAK NEGERI”.banner-marbel-dongeng-ririsumber gambar: harunjy.com

Tagged:

Penulis: Kak Zepe

Saya adalah salah satu penulis di portal ini, seorang praktisi pendidikan dan pencipta lagu anak. Salam cinta pendidikan... Salam cinta lagu anak...