Model pengembangan kurikulum

Model Pengembangan Kurikulum PAUD, Apa saja?

Jumat, 27 Maret 2020 14:00 WIB | dibaca : 10594 | dibagikan :

Kurikulum PAUD merupakan sebuah acuan bagi guru, untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak, sesuai kurikulum pendidikan anak usia dini. Dengan pendekatan pembelajaran yang tepat, maka penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan. Model Pengembangan Kurikulum PAUD terbagi menjadi 7 model, yaitu :

Pengertian Model kurikulum Ralph Tyler

Model pengembangan kurikulum ini, dikembangkan berdasarkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum Model ini,diajukan oleh Tyler pada tahun 1949. Menurut Tyler, ada 4 tahap dalam kurikulum yang harus dilakukan untuk mengembangkan kurikulum ini, yang meliputi :

  • Menentukan tujuan pendidikan.
  • Menentukan Proses pembelajaran yang harus dilakukan.
  • Menentukan organisasi pengalaman belajar.
  • Menentukan evaluasi pembelajaran.

Pengertian Model Kurikulum Taba

Model pengembangan kurikulum ini, sebenarnya modifikasi pengembangan dari kurikulum model Tyler. Jadi, kurikulum ini lebih menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada perhatian guru. Dalam mengembangkan kurikulum, Taba mempercayai jika tujuan pembelajaran dapat tercapai tujuannya, maka guru harus lebih aktif dalam pengembangan kurikulum. Langkah-langkahnya tersebut :

  • Mengadakan unit-unit eksperimen bersama dengan guru yang meliputi Mendiagnosis kebutuhan; Merumuskan tujuan khusus; Memilih isi; Mengorganisasi isi; Memilih pengalaman belajar dan Mengevaluasi.
  • Menguji Unit Eksperimen. Pengujian yang dilakukan dapat mengetahui tingkat validitas dan kepraktisan sehingga dapat mengumpulkan data untuk menyempurnakannya.
  • Mengadakan revisi dan konsolidasi. Setelah melakukan pengujian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan revisi bersama dengan para koordinator kurikulum maupun ahli kurikulum.
  • Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum. Apabila telah di dapat hasil secara keseluruhan dalam kegiatan revisi dan konsolidasi, maka hal tersebut harus di kaji oleh para ahli kurikulum.
  • Implementasi dan Desiminasi. Setelah mendapatkan kurikulum yang sesuai,maka dilakukan penerapan dan penyebarluasan program ke sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan, serta dilakukan pendataan tentang kesulitan dan permasalahan yang dihadapi guru-guru ketika mengimplementasikan kurikulum tersebut. Maka perlu persiapan dilapangan, terkait dengan aspek-aspek penerapan kurikulum.

Pengertian Model Kurikulum Beauchamp

Model Kurikulum George A.Beuchamp di kembangkan pada 1976. Kurikulum Beauchamp merupakan suatu rencana pendidikan atau pengajaran, dan pelaksanaan rencana itu sudah termasuk dalam pengajaran. Dalam pengembangannya, terdapat beberapa tahap, yaitu :

  • Menentukan Area atau wilayah untuk persebaran kurikulum
  • Menetapkan personalian
  • Pengorganisasian
  • Prosedur pengembangan kurikulum
  • Implementasi kurikulum
  • Evakuasi kurikulum
Model pengembangan kurikulum
School photo created by jcomp – www.freepik.com

Pengertian Model Kurikulum Audrey dan Howard Nicholls

Audrey dan Howard Nicholls mengembangkan sebuah kurikulum, dengan elemen yang cukup jelas dan ringkas. Mereka menjelaskan pengembangan kurikulum tersebut dalam Buku, DEVELOPING CURRICULUM : A Practical Guide, pada tahun 1978. Menurut Audrey dan Howard Nicholls, ada lima tahap dalam mengembangkan kurikulum yaitu :

  • Analisis situasi
  • Menentukan tujuan khusus
  • Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
  • Menentukan dan mengorganisasi metode
  • Evaluasi
Baca Juga:   Pilihlah PAUD Yang Sesuai Dengan Kriteria Ini

Pengertian Model Kurikulum Dynamic Skilbeck

Menurut Skilbeck, model kurikulum yang dinamakan Model Dynamic, merupakan model pengembangan kurikulum untuk para guru, dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan sekolah. Ada beberapa langkah dalam mengembangkan kurikulum :

  • Menganalisis Situasi
  • Memformulasikan tujuan
  • Menyusun program
  • Interpretasi dalam implementasi
  • Monitoring, feedback, penilaian dan rekontruksi.

Pengertian Model Kurikulum Olivia

Menurut Oliva, salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan/isi kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran dan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Terdapat 12 komponen dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

  • Perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi pendidikan yang bersumber pada kebutuhan siswa dan masyarakat.
  • Analisis kebutuhan masyarakat dan kebutuhan siswa.
  • Pernyataan filsafat dan tujuan pendidikan.
  • Spesifikasi kebutuhan mata pelajaran.
  • Spesifikasi tujuan kurikulum sekolah.
  • Organisasi dan Implementasi kurikulum.
  • Spesifikasi tujuan instruksional umum.
  • Seleksi strategi instruksional.
  • Seleksi awal strategi evaluasi.
  • Implementasi pengajaran atau instruksional
  • Evaluasi pengajaran dan modifikasi komponen-komponennya.
  • Evaluasi kurikulum dan modifikasi komponen-komponen kurikulum.

    Pengertian Model Kurikulum Wheeler

    Pengembangan ini, menggunakan suatu proses yang setiap bagian dalam kurikulum tersebut saling berhubungan satu sama lain. Proses mengembangkan kurikulum, terjadi secara terus menerus. Menurut Wheeler, proses pengembangan kurikulum terdiri dari lima tahap, yaitu :

  • Menentukan tujuan dan tujuan khusus, tujuan umum bisa merupakan tujuan bersifat normatif yang mengandung tujuan filosofis atau tujuan pembelajaran umum bersifat praktis.
  • Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama.
  • Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar.
  • Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi belajar.
  • Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan mencapai tujuan.

Sumber referensi :


Unknown app
Unknown app
Developer:
Price: To be announced

Tagged:

Penulis: Hanifah Prandita

Pegiat pendidikan, concern pada dunia PAUD, hobby membaca dan menulis. Content Manager di Educa Group sekaligus penulis di Dunia Belajar Anak.