Pendidikan anak pedalaman

Pendidikan Anak Pedalaman Perlu Diperjuangkan

Selasa, 7 April 2020 14:00 WIB | dibaca : 3494 | dibagikan :

Pendidikan merupakan modal utama bagi anak-anak di masa depan. Tanpa pendidikan, mereka akan sulit menggapai cita-cita atau keinginannya kelak. Bagi sebagian anak, yang orangtuanya sangat berkecukupan, biasanya menganggap remeh pendidikan. Berbeda dengan orang pedalaman, pendidikan anak pedalaman dirasa masih sangat kurang.

Bahwa mereka merupakan anak orang kaya, jadi pendidikan tidak begitu penting, karena semua dapat mereka beli dengan uang. Sedangkan anak dengan latar belakang biasa, masih bisa sekolah meskipun orangtuanya terkadang kalang kabut mencari uang demi pendidikan anaknya. Lalu bagaimana dengan anak, yang terlahir di suatu tempat yang terpencil dari suatu perkotaan?

Kurangnya Fasilitas Pendidikan

Bangsa Indonesia telah dijajah puluhan tahun, dan merdeka pada tahun 1945. Dengan hal itu, masyarakat Indonesia harusnya dapat menikmati kemerdekaan dan kebebasan dalam apapun. Kebebasan dalam berpendapat, kebebasan dalam berpolitik, kebebasan dalam memilih presiden, dan bebas dalam mendapatkan pendidikan yang layak.

Di beberapa daerah, masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas dan sarana prasarana yang belum memadai. Mungkin karena jarak yang harus ditempuh cukup jauh dan sulit di jangkau, maka pendidikan di daerah pedalaman jarang mendapatkan perhatian khusus, terutama di bidang pendidikan. Padahal, anak bangsa yang berprestasi, merupakan suatu aset yang berharga bagi Negara di bidang pendidikan.

Pendidikan dengan sarana yang berkualitas, hanya bisa didapatkan di perkotaan dengan akses yang mudah. Dan pendidikan-pendidikan dengan kualitas seperti itu, hanya bisa didapatkan di kota-kota besar. Berbeda kondisinya dengan anak-anak yang hidup di pedalaman, yang harus mempertaruhkan nyawanya demi mencicipi sebuah pendidikan.

Kurangnya tenaga pengajar yang mumpuni di daerah pedalaman, juga menjadi salah satu faktor kurangnya fasilitas dalam dunia pendidikan di arah pedalaman. Tenaga pengajar yang ada pun, terkadang memberikan pengetahuan yang terbatas bagi murid-muridnya. Untuk mendapatkan fasilitas air bersih, pakaian layak, dan makanan yang bergizi, mereka pun kesulitan, apalagi untuk mendapatkan fasilitas buku-buku pendidikan. Itu merupakan beberapa faktor yang membuat beberapa calon pengajar, berpikir dua kali jika ingin mengabdikan diri mereka di pedalaman.

Baca Juga:   Apa Itu Edugames Mobile? Mengapa Dipercaya Sangat Efektif Sebagai Media Belajar Anak?
Pendidikan anak pedalaman
Photo by stockvault.net

Cara Meningkatkan Pendidikan Anak Pedalaman

Anak-anak di daerah pedalaman rela menempuh perjalanan yang cukup lumayan jauh dan berbahaya, demi mendapatkan pendidikan yang berbahaya, meskipun nyawa taruhannya.

  • Sosialisasi. Berikan sosialisasikan tentang pendidikan kepada masyarakat yang berada di pedalaman, supaya mereka atau anak-anak mereka mau mengenyam pendidikan atau meneruskan pendidikan mereka ke jenjang lebih tinggi.
  • Aktif Mengikuti komunitas pendidikan. Saat ini sudah banyak sekali, situs-situs yang memberikan informasi tentang perekrutan beberapa relawan untuk menularkan sedikit ilmunya pada anak-anak di daerah pedalaman.
  • Cara kerja Guru. Di daerah pedalaman, membutuhkan seseorang yang mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih tinggi, maka diperlukan guru yang berkualitas pula. Jangan mengirim guru yang sembarangan, jika ingin merubah pendidikan di daerah pedalaman supaya lebih baik lagi.
  • Sumbangsih dari pemerintah. Dalam upaya menciptakan pendidikan yang lebih baik lagi di pedalaman, maka butuh uluran dari pemerintah. Karena dalam membangun pendidikan yang berkualitas, membutuhkan dana yang cukup besar. Dengan sumbangsih dari pemerintah, fasilitas-fasilitas sekolah pedalaman dan biaya pendidikan bagi yang kurang mampu, dapat sedikit meringankan beban mereka.

Sumber referensi :


Marbel Dunia Hewan + Suara
Marbel Dunia Hewan + Suara
Developer:
Price: Free

Tagged:

Penulis: Hanifah Prandita

Pegiat pendidikan, concern pada dunia PAUD, hobby membaca dan menulis. Content Manager di Educa Group sekaligus penulis di Dunia Belajar Anak.